Minggu, 03 November 2019

Sistem Informasi Psikologi (Tugas 3)

Virtual Reality Terapi Fobia

Perkembangan teknologi yang sangat pesat dapat dimanfaatkan dengan hal yang positif, salah satunya adalah dapat melakukan perancangan sistem untuk melakukan terapi fobia dengan menggunakan virtual reality. Virtual reality merupakan sebuah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya yang disimulasikan oleh komputer, sehingga pengguna merasa berada di dalam lingkungan tersebut. Pada beberapa penderita gangguan psikologis fobia mengatakan sangat terganggu ketika rasa takutnya muncul saat berhadapan dengan stimulus yang menjadi penyebab dari fobianya. Virtual reality dipilih untuk melakukan terapi pada penderita gangguan psikologis fobia agar dapat lebih efisien dalam mengatasi rasa takut dengan sajian yang lebih menarik, baru, dan tidak membosankan. Terdapat juga smart wath sebagai alat pendukung yang dapat mendeteksi detak jantung pasien ketika menjalani terapi yang diharapkan dapat memberikan perasaan nyaman tanpa ada paksaan saat proses terapi berlangsung. 

Contoh Aplikasi
Virtual Reality Terapi Fobia
Tujuan
Memberikan terapi kepada klien yang mengalami gangguan psikologis fobia untuk dapat mengatasi dan mengurangi ketakutan yang dirasakan.
Batasan
Pada sistem virtual realityfobia hanya membuat klien mengurangi perasaan takutnya.
Kontrol
Aplikasi yang dibuat untuk membantu klien mengatasi fobia yang muncul.
Input
Komputer, Video yang digunakan sebagai materi terapi, Aksesoris Virtual Realityheadset, mikrofon, smart watch untuk mendeteksi detak jantung klien saat merasa panik dan ketakutan.
Proses
Saat melalukan proses terapi, klien menggunakan alat virtual reality. Pada virtual reality yang digunakan klien akan ditayangkan video dengan objek yang ditakuti. Jika fobia ketinggian, video VR akan menayangkan suasana di atas gedung tinggi. Jika fobia dengan keramaian, video akan menayangkan suasana panggung di depan banyak penonton. Selama proses, klien akan ditemani oleh psikolog untuk memeriksa kondisi mentalnya saat merasa mulai panik. Terapi ini digunakan secara berkala. Saat sudah melewati beberapa fase di mana klien tidak lagi merasa takut, dosis terapi menggunakan VR akan mulai dikurangi secara perlahan.
Output
Feedback yang didapatkan klien yaitu berkurang dan dapat mengatasi gangguan psikologis fobia.
Umpan Balik
Pembaruan sistem memberikan tambahan macam-macam fobia yang lebih luas

Aplikasi ini diharapkan dapat membuat penderita fobia tertarik untuk melakukan terapi dengan cara yang lebih menyenangkan sehingga penderita fobia dapat mengatasi perasaan takut yang dapat datang secara tiba-tiba secara tepat.

Anggota kelompok:
Chika Aulia Chandra
Dwi Rahmagustin
Putri Elma Isnur



Kamis, 03 Oktober 2019

Sistem Konseling Online (Tugas 2)


           
SISTEM KONSELING ONLINE

System
Elements
Input
Process
Output
Goals
Konseling Online
Konselor
Adminitrasi
Bimbingan terhadap masalah yang dialami klien
Mencapai program tujuan yang telah disepakati bersama
Klien
Informed consent
Alat elektronik (smartphone atau computer)
Penafsiran dan Pembinaan
Jaringan internet
Penilaian

Mengakhiri konseling

Sistem diatas merupakan sistem konseling online yang digunakan untuk melakukan konsultasi dalam rangka mendapatkan menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Sistem tersebut dibuat agar dapat mempermudah klien dalam melakukan konseling dengan keterbatasan waktu dan hemat biaya. Dalam system ini alat yang digunakan adalah media elektronik dan jaringan internet yang kuat untuk melakukan konseling. Input lain dalam sitem ini adalah konselor dan juga klien untuk dapat melakukan proses konseling.
            Proses berlangsungnya sistem ini dimulai dengan adminitrasi, yaitu klien melakukan pengisian identitas diri, selanjutnya klien mengisi informed consent atau lembar persetujuan untuk mengikuti proses konseling, isi dari informed consent dapat bervariasi tergantung pada jenis tindakan konseling psikologi atau terapi psikologi yang akan dilaksanakan, tetapi secara umum menunjukkan bahwa orang yang menjalani yang akan menandatangani informed consent tersebut memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.      Mempunyai kemampuan untuk menyatakan persetujuan.
2.      Telah diberikan informasi yang signifikan mengenai konseling
3.      Persetujuan dinyatakan secara bebas tidak dipengaruhi orang sekitar
Hal-hal yang perlu diinfor-masikan sebelum persetujuan konseling/terapi ditandatangani oleh orang yang akan menjalani Konseling Psikologi/Psikoterapi adalah sebagai berikut:
1.      Proses Konseling Psikologi/Psikoterapi, 
2.      Tujuan yang akan dicapai,
3.      Biaya, 
4.      Keterlibatan pihak ketiga jika diperlukan, 
5.      Batasan kerahasiaan, 
6.      Memberi kesempatan pada orang yang akan menjalani Konseling/Terapi untuk mendiskusikannya sejak awal
Setelah menyetujui informed consent, proses berlanjut pada konseling itu sendiri yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu : Penafsiran dan pembinaan, penilaian, dan mengakhiri konseling. Pada tahap penafsiran, konselor menafsirkan arti, masalah, dan tujuan klien untuk melakukan proses konseling. Tahap pembinaan digunakan untuk mengembangkan program, merencanakan skedul, pemberian penguatan, dan mempersonalisasikan langkah-langkah yang harus ditempuh. Kemudian dimulai proses konseling (jelasin lagi). Mengakhiri proses konseling yaitu menyelesaikan konseling yang telah berlangsung sesuai dengan tujuan utama yang telah dibuat, kemudian konselor melakukan penilaian segera terhadap proses konseling.
Output dari sistem konseling online ini yaitu klien mendapatkan bimbingan terhadap masalah yang dialaminya. Kemudian Goals dari system konseling online ini adalah pencapaian hasil sesuai dengan penentuan tujuan yang telah disepakati pada informed consent

Anggota Kelompok :

  • Chika Aulia Chandra
  • Dwi Rahmagustin
  • Putri Elma Isnur

Kamis, 26 September 2019

Definisi Sistem Informasi Psikologi (Tugas 1)


Sistem Informasi Psikologi

1.      Definisi Sistem
Sistem merupakan sekumpulan elemen yang terdiri dari prosedur atau bagan pengolahan untuk mencari tujuan bersama atau tujuan bagian dengan cara mengoperasikan barang atau data pada waktu tertentu. Agar bisa menghasilkan informasi, energi atau data yang diinginkan (Murdick, R.G, 1991).
Sidharta (1996) mendefinisikan sistem sebagai sekumpulan unsur – unsur yang saling berkaitan yang secara bersama beroperasi untuk meraih tujuan yang sama.
Menurut Musanef (2008) sistem adalah suatu sarana yang menguasai pekerjaan dan keadaan agar mampu menjalankan tugas dengan teratur.
Dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan gabungan sekumpulan unsur yang bekerja sama secara teratur dalam menjalankan tugas agar mampu mencapai tujuan bersama sehingga dapat menghasilkan informasi atau data yang diinginkan.

2.      Definisi Informasi
Menurut Meliono (1990) informasi adalah data yang telah diproses untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah untuk menghasilkan sebuah keputusan.
Informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang berguna untuk membuat keputusan (Sidharta, 1995).
Bodnar (2000) mendefinisikan informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.
Berdasarkan definisi para tokoh, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat, yang disajikan dalam bentuk yang berguna untuk membuat keputusan, serta telah diproses untuk suatu tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut adalah untuk menghasilkan sebuah keputusan.

è Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan gabungan sekumpulan unsur yang bekerja sama secara teratur dalam menjalankan tugas agar mampu mencapai tujuan bersama sehingga dapat menghasilkan informasi atau data yang diinginkan dan berguna untuk menghasilkan sebuah keputusan. 

3.      Definisi Psikologi
Wade dan Travis (2008) mendefinisikan psikologi adalah sebuah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku atau berbagai proses mental serta bagaimana perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kondisi mental organisme dan lingkungan eksternal.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang obyek studinya lebih dititik beratkan pada tingkah laku individual (Khairani, 2016).
Menurut Masganti (2017) psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji dan meneliti proses mental dan perilaku seseorang.
Dari pendapat tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berfokus pada perilaku atau berbagai proses mental yang obyek studinya dititik beratkan pada perilaku individu dan dipengaruhi oleh kondisi mental organisme serta lingkungan eksternal.

è Definisi Sistem Informasi Psikologi
Sistem informasi psikologi merupakan gabungan sekumpulan unsur yang bekerja sama secara teratur dalam menjalankan tugas agar mampu mencapai tujuan bersama sehingga dapat menghasilkan informasi atau data yang diinginkan dan berguna untuk menghasilkan sebuah keputusan yang didasarkkan pada perilaku individu dan dipengaruhi oleh kondisi mental organisme serta lingkungan eksternal.

Anggota Kelompok :
Chika Aulia Chandra
Dwi Rahmagustin Priyono
Putri Elma Isnur 
Kelas : 3PA15
 
Daftar Pustaka

Bodnar, George H. (2000). Sistem informasi akutansi, diterjemahkan oleh Amir Abadi jusuf dan R. M Tambunan, edisi keenam, buku satu. Salemba Empat: Jakarta.

Khairani, Makmun. (2016). Psikologi umum. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Masganti. (2017). Psikologi perkembangan anak usia dini. Depok: Kencana.

Murdick, R. G. (1991). Sistem informasi untuk manajemen modern. Jakarta:
Erlangga.

Musanef. (2008). Manajemen kepegawaian Indonesia, Jilid II. Jakarta: PT Gunung Agung.

Moeliono, Anton M. (1990). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Sidharta, Lani. (1995). Pengantar sistem informasi bisnis. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sidharta, Lani. (1996). Sistem informasi bisnis: analisa dan desain sistem informasi bisnis. Jakarta: ElexMedia Komputindo.

Wade, C., & Travis, C. (2008). Psikologi: edisi ke-9 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.